DALAM BERIBADAH YANG TERPENTING ADALAH BERTEMU TUHAN, BUKAN YANG LAIN
Suatu hari, telepon di gereja tempat Presiden Roosevelt beribadah berdering. Si penelepon bertanya kepada sang pendeta, Pak Pendeta, apakah Presiden Roosevelt akan ikut kebaktian di gereja minggu ini? Saya tidak bisa memastikan hal itu, ujar sang pendeta. Namun, yang pasti Allah hadir di sana. Dan, itu sudah sangat cukup untuk menarik jemaat datang. Dewasa ini, banyak artis kristiani sering diundang untuk melayani dalam iba-dah suatu gereja. Saat mereka melayani, tampaknya suasana ibadah menjadi hi-dup dan semarak. Dan tampaknya jemaat mendapat banyak berkat.
Namun jika tiba-tiba artis yang diundang batal hadir, suasana ibadah seolah-olah menjadi mati, kering, membosankan, dan jemaat pulang tanpa membawa ber-kat. Kenyataan ini sungguh menyedihkan, karena artis-artis rohani itu malah menjadi faktor penentu dalam ibadah. Ini menandakan bahwa ada masalah; bukan pada si artis, tetapi pada jemaat itu sendiri. Motivasi jemaat yang seperti ini sudah bukan lagi hendak mencari Tuhan, tetapi seolah-olah datang hendak menyaksikan pertunjukan. Jika motivasi kita murni untuk beribadah, kita tak perlu kecewa apabila artis yang dijadwalkan hadir ternyata tidak jadi datang. Toh, mereka ada atau tidak, Tuhan tetap hadir di sana (ayat 20). Sekalipun tak ada artis rohani yang hadir, Tuhan tetap dapat melakukan sesuatu dalam ibadah, melalui siapa saja. Mari kita luruskan lagi motivasi kita dalam beribadah; yakni untuk mencari Tuhan, bukan siapa pun yang lain. Pasti kita akan mendapat berkat dalam ibadah, siapa pun yang melayani
GBU (source)
Komentar
Posting Komentar