Sudah tujuh belas tahun lebih saya me li hat dunia dengan bantuan kaca ma ta. Beberapa tahun terakhir ini saya makin sa dar akan risiko-risiko yang mungkin mun cul karena kondisi mata saya—ke mung kinan lepasnya lensa mata, meni pis nya kornea, maupun kebutaan. Kesadaran ini mengubah kehidupan saya. Setiap pa gi, saat saya membuka mata dan melihat ba yang-bayang kabur, saya bersyukur da lam hati. “Tuhan, terima kasih. Saya ma sih bisa melihat”. Saya tahu, ada ke mung kin an saya bangun dan tak dapat melihat apa pun. Jadi, saya sangat bersyukur apa bi la ha ri ini saya masih bisa melihat, mes ki de ngan keterbatasan. Terkadang Tuhan mengizinkan kita un tuk menyadari, bahkan mengalami kera puh an hidup dan ketidakberdayaan, supaya Dia dapat menun juk kan kasih-Nya kepada kita. Demikian pula saat menghadapi ta hun yang baru. Kerap kali kita menjadi pesimis di tengah terpaan kri sis eko nomi global, krisis pangan, perubahan iklim, atau bayang-ba yang PHK. Di tengah kesesakan hidup, mungkin...