[Pergumulan Panitia BCXXVI] Bukan tentang program atau dana yang belum tercukupi tapi tentang kerinduan memanggil 100 orang lebih Panitia yang belum aktif
Menarik melihat rapat kordinasi Panitia BC XXVI yang dilaksanakan hari ini (21/7). Ada hal yang cukup hangat dibicarakan Panitia pada sesi "umum". Bukan tentang program yang belum terlaksana, ataupun dana yang belum tercukupi, tapi mengenai panitia lain yang belum aktif sampai sekarang. Dibalik pekerjaan panitia yang padat, mereka masih merindukan 100 orang lebih panitia yang belum aktif untuk bisa aktif merasakan Pelayanan yang Tuhan berikan ini.
"Apakah di seksie lain memiliki kasus sama dengan seksie kami dimana banyak anggota yang tidak aktif?
Apakah ada kerinduan dari teman-teman untuk memanggil mereka?
Bagaimana solusi selanjutnya?"
3 pertanyaan ini di lontarkan oleh salah satu kordinator seksie yang membuka perbincangan menarik tentang mereka yang belum terjamah Pelayanan ini. Sekedar mengingatkan, jumlah panitia BC XXVI adalah 140 orang lebih dan faktanya dalam mengikuti rapat teknis, rata-rata yang datang adalah 30-an orang. Artinya dalam pelayanan ini ada miss 100 orang lebih yang belum menikmati pelayanan ini.
Panitia kemudian mencoba meimikirkan apa alasan mereka untuk tidak aktif di pelayanan ini. Berbagai pendapat diangkat di forum mengenai hal itu. Salah satu pendapat adalah mereka tidak ikut rapat karena adanya sistem perwakilan dalam rapat. Artinya selama ada perwakilan tiap seksie, rapat dapat dilaksanakan. Dan kenyataanya ada yang seperti itu. Ada anggota yang hanya ikut pertemuan seksie tapi tidak mengikuti rapat kronologis. Padahal kehadiran mereka di rapat kronologis sangat diharapkan. Pendapat ini dinilai masih belum menjawab kerinduan Panitia.
Pendapat lain adalah mengenai sharing yang dilakukan Pengurus dan Pekerja pada calon Panitia. Pendapat ini cukup berat diperbincangkan karena dalam hal ini,salah satu teknis sharing adalah membukakan berbagai masalah yang mungkin akan dihadapi dalam menjalani Pelayanan ini. Dan orang yang di sharing telah menjawab "IYA" dalam Pelayanan ini. Namun kenyataanya, banyak yang belum sadar mengenai jawaban panggilan pelayanan ini. Timbul pertanyaan, bisakah Pengurus dan Pekerja mensharing kembali mereka yang belum aktif itu? Pertanyaan ini dijawab sendiri oleh Panitia, mereka berpendapat ini tanggung jawab bersama.
"Tanpa mengesampingkan mana Pengurus, mana Panitia, ini harusnya menjadi tanggung jawab bersama dalam memanggil mereka"
Statement yang di angkat oleh salah satu anggota Non Seksie ini cukup jelas mengartikan siapa yang harus bertanggung jawab. Artinya, kalau memang rindu untuk men-sharing kembali, tidak harus Pengurus, Panitia juga bisa men-sharing mereka. Panitia tidak harus berpikir terlalu jauh mengenai men-sharing kembali. Panitia bisa memulai dengan anggota yang dekat dengan dia. Misalnya satu jurusan atau angkatan. Bisa dimulai dengan bertanya kabar, sampai mengajak dia sama-sama datang rapat. Tidak harus sharing secara Rohani hingga membukakan apa yang dikatakan dalam Alkitab, tapi cobalah mengajak mereka untuk sekedar masuk ruang UPK bersama-sama. Kendala duniawi ini cukup banyak dihadapi. Banyak yang takut masuk UPK karena sendiri, tanpa ada kenalan di dalam UPK. Karena itulah kita yang harus keluar, berkenalan, dan masuk bersama. Cara ini saya rasa cukup bisa menjadi salah satu cara dari berbagi banyak cara. Kalau hal ini dilakukan dengan baik, dalam rapat minggu depan, kita akan melihat 1 orang panitia aktif yang membawa 1 orang panitia yang belum aktif masuk bersama-sama ke dalam UPK.
"Jika melihat ada orang baru, dekati mereka. Sentuh mereka. Bilang mereka adalah anggota keluarga ini"
Apa yang dikatakan salah satu Pengurus ini benar adanya. Tanpa disadari, sebenarnya mereka adalah anggota keluarga kita. Apa yang akan kita lakukan kalau ada anggota keluarga yang kita sayangi, tidak pulang rumah, sepatutnyalah kita keluar dan mencari mereka, dan ketika kita menemukuannya, ajak bicara dan kita akan kembali ke rumah bersama-sama.
Realita-nya dalam kepanitiaan ini, apakah kita sudah keluar rumah untuk mencari keluarga kita? Usaha yang dilakukan Panitia kebanyakan hanya sms ataupun telefon. jika ditemukan ada no yang tidak aktif, kita hanya menyudahinya dengan berkata "yah sudahlah". Keluar untuk memanggil memang menjadi fokus utama pelayanan. Panitia disini adalah untuk melayani, akan lucu jadinya kalau nantinya 300 orang Mahasiswa Baru bisa dilayani, tapi untuk melayani 100 orang Panitia kita tidak bisa.
Balik ke realita Panitia, timbul pertanyaan sudahkah kita mencari info mengenai mereka? bertanya kepada teman satu angkatan-nya? pergi sampai ke rumah mereka? ke kos mereka? mendoakan mereka?
Semoga ini bisa menjadi pertanyaan langsung ke diri kita masing-masing.
"Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Yesus Kristus mereka dapat bersaksi dengan leluasa." ( 1 Timotius 3:13)
Ayat diatas adalah surat Paulus yang pertama kepada Timotius. Paulus seorang penuh dosa bisa bertobat dan melayani berbagai macam orang di berbagai macam daerah. Bukan tidak mungkin kita bisa menjadi Paulus di masa sekarang. Tidak harus pergi ke tempat jauh, cukup melayani mereka, Panitia yang belum aktif untuk bisa melayani bersama-sama dengan kita.
Paulus pernah membutakan penyihir jahat
Seumur hidup Paulus berkelana tanpa bekal memadai
Paulus bekerja siang malam utk KRISTUS
Dihujat oleh Yahudi Farisi yg dulu didukungnya
Paulus pernah dirajam batu dikira mati
Paulus pernah disesah cambuk
Semua dilakukan untuk Melayani.
"Teman-teman, kalaupun usaha kita sudah maksimal, tapi dia belum merespon kita, kita perlu berdoa"
Kata-kata dari salah satu Pengurus ini bisa menjadi jalan terkhir kita jikalau segala usaha yang ada telah dilakukan. Percayalah, Doa kita akan merubah mereka.
Sampai disini dulu Artikel yang cukup berat dicerna ini. :D
Penulis pribadi rindu membahas hal ini karena melihat Panitia sendiri yang sangat merindukan kehadiran seluruh Panitia Bible Camp. Pesan untuk mereka yang belum bisa hadir, kami sangat memerlukan bantuan kalian. Jangan malu untuk masuk. :)
3 pertanyaan ini di lontarkan oleh salah satu kordinator seksie yang membuka perbincangan menarik tentang mereka yang belum terjamah Pelayanan ini. Sekedar mengingatkan, jumlah panitia BC XXVI adalah 140 orang lebih dan faktanya dalam mengikuti rapat teknis, rata-rata yang datang adalah 30-an orang. Artinya dalam pelayanan ini ada miss 100 orang lebih yang belum menikmati pelayanan ini.
Panitia kemudian mencoba meimikirkan apa alasan mereka untuk tidak aktif di pelayanan ini. Berbagai pendapat diangkat di forum mengenai hal itu. Salah satu pendapat adalah mereka tidak ikut rapat karena adanya sistem perwakilan dalam rapat. Artinya selama ada perwakilan tiap seksie, rapat dapat dilaksanakan. Dan kenyataanya ada yang seperti itu. Ada anggota yang hanya ikut pertemuan seksie tapi tidak mengikuti rapat kronologis. Padahal kehadiran mereka di rapat kronologis sangat diharapkan. Pendapat ini dinilai masih belum menjawab kerinduan Panitia.
Pendapat lain adalah mengenai sharing yang dilakukan Pengurus dan Pekerja pada calon Panitia. Pendapat ini cukup berat diperbincangkan karena dalam hal ini,salah satu teknis sharing adalah membukakan berbagai masalah yang mungkin akan dihadapi dalam menjalani Pelayanan ini. Dan orang yang di sharing telah menjawab "IYA" dalam Pelayanan ini. Namun kenyataanya, banyak yang belum sadar mengenai jawaban panggilan pelayanan ini. Timbul pertanyaan, bisakah Pengurus dan Pekerja mensharing kembali mereka yang belum aktif itu? Pertanyaan ini dijawab sendiri oleh Panitia, mereka berpendapat ini tanggung jawab bersama.
"Tanpa mengesampingkan mana Pengurus, mana Panitia, ini harusnya menjadi tanggung jawab bersama dalam memanggil mereka"
Statement yang di angkat oleh salah satu anggota Non Seksie ini cukup jelas mengartikan siapa yang harus bertanggung jawab. Artinya, kalau memang rindu untuk men-sharing kembali, tidak harus Pengurus, Panitia juga bisa men-sharing mereka. Panitia tidak harus berpikir terlalu jauh mengenai men-sharing kembali. Panitia bisa memulai dengan anggota yang dekat dengan dia. Misalnya satu jurusan atau angkatan. Bisa dimulai dengan bertanya kabar, sampai mengajak dia sama-sama datang rapat. Tidak harus sharing secara Rohani hingga membukakan apa yang dikatakan dalam Alkitab, tapi cobalah mengajak mereka untuk sekedar masuk ruang UPK bersama-sama. Kendala duniawi ini cukup banyak dihadapi. Banyak yang takut masuk UPK karena sendiri, tanpa ada kenalan di dalam UPK. Karena itulah kita yang harus keluar, berkenalan, dan masuk bersama. Cara ini saya rasa cukup bisa menjadi salah satu cara dari berbagi banyak cara. Kalau hal ini dilakukan dengan baik, dalam rapat minggu depan, kita akan melihat 1 orang panitia aktif yang membawa 1 orang panitia yang belum aktif masuk bersama-sama ke dalam UPK.
"Jika melihat ada orang baru, dekati mereka. Sentuh mereka. Bilang mereka adalah anggota keluarga ini"
Apa yang dikatakan salah satu Pengurus ini benar adanya. Tanpa disadari, sebenarnya mereka adalah anggota keluarga kita. Apa yang akan kita lakukan kalau ada anggota keluarga yang kita sayangi, tidak pulang rumah, sepatutnyalah kita keluar dan mencari mereka, dan ketika kita menemukuannya, ajak bicara dan kita akan kembali ke rumah bersama-sama.
Realita-nya dalam kepanitiaan ini, apakah kita sudah keluar rumah untuk mencari keluarga kita? Usaha yang dilakukan Panitia kebanyakan hanya sms ataupun telefon. jika ditemukan ada no yang tidak aktif, kita hanya menyudahinya dengan berkata "yah sudahlah". Keluar untuk memanggil memang menjadi fokus utama pelayanan. Panitia disini adalah untuk melayani, akan lucu jadinya kalau nantinya 300 orang Mahasiswa Baru bisa dilayani, tapi untuk melayani 100 orang Panitia kita tidak bisa.
Balik ke realita Panitia, timbul pertanyaan sudahkah kita mencari info mengenai mereka? bertanya kepada teman satu angkatan-nya? pergi sampai ke rumah mereka? ke kos mereka? mendoakan mereka?
Semoga ini bisa menjadi pertanyaan langsung ke diri kita masing-masing.
"Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Yesus Kristus mereka dapat bersaksi dengan leluasa." ( 1 Timotius 3:13)
Ayat diatas adalah surat Paulus yang pertama kepada Timotius. Paulus seorang penuh dosa bisa bertobat dan melayani berbagai macam orang di berbagai macam daerah. Bukan tidak mungkin kita bisa menjadi Paulus di masa sekarang. Tidak harus pergi ke tempat jauh, cukup melayani mereka, Panitia yang belum aktif untuk bisa melayani bersama-sama dengan kita.
Paulus pernah membutakan penyihir jahat
Seumur hidup Paulus berkelana tanpa bekal memadai
Paulus bekerja siang malam utk KRISTUS
Dihujat oleh Yahudi Farisi yg dulu didukungnya
Paulus pernah dirajam batu dikira mati
Paulus pernah disesah cambuk
Semua dilakukan untuk Melayani.
"Teman-teman, kalaupun usaha kita sudah maksimal, tapi dia belum merespon kita, kita perlu berdoa"
Kata-kata dari salah satu Pengurus ini bisa menjadi jalan terkhir kita jikalau segala usaha yang ada telah dilakukan. Percayalah, Doa kita akan merubah mereka.
Sampai disini dulu Artikel yang cukup berat dicerna ini. :D
Penulis pribadi rindu membahas hal ini karena melihat Panitia sendiri yang sangat merindukan kehadiran seluruh Panitia Bible Camp. Pesan untuk mereka yang belum bisa hadir, kami sangat memerlukan bantuan kalian. Jangan malu untuk masuk. :)
Penulis masih manusia biasa, mohon maaf kalau ada tulisan-tulisan yang belum bisa dirasa benar.
Untuk semua PPA, kami sangat memerlukan doa teman-teman untuk bisa mensukseskan acara Bible Camp ke-26 ini.
Kalau ada kata motivasi yang rindu dibagikan untuk Panitia, langsung saja di:
Group Bible Camp XXVI "Salib Tanda Cinta"
Artikel lain mengenai Panitia Bible Camp:
Fakta Menarik tentang Pantia BC XXVI
Untuk semua PPA, kami sangat memerlukan doa teman-teman untuk bisa mensukseskan acara Bible Camp ke-26 ini.
Kalau ada kata motivasi yang rindu dibagikan untuk Panitia, langsung saja di:
Group Bible Camp XXVI "Salib Tanda Cinta"
Artikel lain mengenai Panitia Bible Camp:
Fakta Menarik tentang Pantia BC XXVI
Komentar
Posting Komentar