Lagu Hatiku Percaya yang dinyanyikan Edward Chen, memang berlirik singkat, tetapi sangat berkesan bagi saya: Saat ku tak melihat jalan-Mu/Saat ku tak mengerti rencana-Mu/Namun tetap kupegang janji-Mu/Pengharapanku hanya pada-Mu/Hatiku percaya/Hatiku percaya/Hatiku percaya/S’lalu kupercaya. Lagu ini berkonteks pada kondisi tak menyenangkan dalam hidup, di mana sepertinya tidak ada pertolongan Tuhan sama sekali.
Seperti situasi Daniel. Ketika dengan kedengkian, para lawan mendakwa Daniel melanggar larangan raja, nyawanya seketika terancam. Saya menduga-duga isi pikirannya saat itu. Mestinya wajar jika ia berharap raja menolongnya. Raja menyukai Daniel karena kepandaiannya, dan berharap banyak terhadapnya (ayat 4). Raja sayang kepadanya (ayat 15, 19-21). Namun, undang-undang mengikat raja, sehingga tak dapat membatalkan hukuman itu (ayat 16-18). Wajar juga jika Daniel mengharap mukjizat, agar ia terhindar dari hukuman. Sayang, tak juga ada pertolongan atau pembelaan dari siapa pun. Daniel harus masuk ke liang singa lapar. Namun, Daniel tetap percaya. Saat larangan berdoa pada pihak selain raja diumumkan, Daniel justru kembali berdoa (ayat 11). Ketika raja menyerah tak dapat menolong, ia patuh melangkah ke lubang hukuman. Ia tak henti percaya. Dan itu membuat Daniel memperoleh hidupnya lagi (ayat 24)!
Jika suatu kondisi tak menyenangkan harus kita alami, tak perlu mengharap pertolongan manusia. Justru dalam kondisi tak-seorang pun-dapat-menolong, Yesus sangat layak kita percayai. Walau bukan untuk membuat mukjizat yang seketika melepas kita dari kesesakan. Mintalah kekuatan dan kesabaran menjalaninya. Seperti Daniel
Komentar
Posting Komentar